Kontroversi R360: Ancaman Besar bagi Rugby Klub Dunia

R360 dan Ambisinya Mengubah Dunia Rugby
R360, kompetisi baru yang digagas oleh mantan pemain Inggris, Mike Tindall, direncanakan akan dimulai pada Oktober mendatang. Turnamen ini menargetkan delapan tim pria dan empat tim wanita yang akan bertanding di sirkuit kota besar dunia, mirip dengan konsep F1.
Namun, ambisi besar R360 memicu kontroversi. Michelle Orange, pemilik klub Sale, menegaskan bahwa rencana ini bisa menjadi “kematian bagi rugby klub” di seluruh dunia. Ia menekankan bahwa klub-klub tidak akan terus berinvestasi hanya untuk menjadi pemasok pemain bagi R360.
“Jika [R360] terjadi, saya yakin itu akan menjadi kematian bagi Premiership Rugby, bukan hanya di Inggris, tetapi juga di seluruh dunia,” katanya kepada BBC Sport.
Orange menambahkan, klub-klub saat ini banyak didukung oleh individu kaya yang mencintai olahraga, bukan untuk membiayai kompetisi lain tanpa kompensasi.
Dampak R360 pada Klub dan Pemain
R360 berencana menarik bintang rugby dari berbagai negara, mirip strategi yang dilakukan klub-klub top Jepang. Contohnya, Richie Mo’unga dan Pieter-Steph du Toit yang bergabung dengan Japan Rugby League One karena gaji tinggi dan beban kerja rendah.
Meski begitu, hingga kini R360 belum berhasil membangun roster signifikan. Pemain seperti George Ford, Fin Smith, Finn Russell, dan Antoine Dupont tetap memperbarui kontrak klub mereka, menunjukkan loyalitas terhadap klub lama.
Selain itu, delapan negara utama telah melarang pemain R360 mewakili tim nasional mereka. Hal ini merusak harapan turnamen untuk menggabungkan karier internasional dan liga baru. World Rugby juga masih menunggu informasi lebih lanjut sebelum memberi sanksi.
Ancaman Terhadap Rugby Wanita
Dampak R360 paling terasa pada Premiership Women’s Rugby (PWR). Orange memperingatkan bahwa pengambilan 140 pemain wanita untuk liga baru akan menghancurkan kompetisi wanita.
“Ia akan membunuh permainan wanita,” tegas Orange. “Pemain internasional tentu tergoda karena gaji R360 lebih tinggi. Namun, kami tidak mampu meningkatkan gaji dalam waktu dekat.”
Kehilangan banyak pemain berpotensi membuat PWR kehilangan daya saing, sehingga kualitas liga bisa turun drastis.
Reaksi Dunia Rugby Lainnya
R360 juga mengincar pemain rugby league seperti Zac Lomax dan Ryan Papenhuyzen. Namun, Peter V’landys, Ketua Australian Rugby League Commission, memperingatkan bahwa mereka berisiko tinggi. Ia bahkan mengusulkan larangan 10 tahun bagi pemain R360 untuk kembali ke rugby league Australia, menyebut R360 sebagai kompetisi bajak laut.
Perspektif Klub Inggris
Di sisi lain, beberapa klub Inggris optimistis tentang masa depan mereka. Contohnya, Newcastle kini diambil alih oleh Red Bull, dan beberapa klub diperkirakan akan balik modal pada 2026. Klub-klub ini berfokus pada peningkatan penonton TV dan penjualan tiket, bukan hanya pada benefaktor kaya.
Tabel Dampak R360 pada Klub dan Pemain
| Aspek | Dampak Potensial |
|---|---|
| Klub Pria | Kehilangan pemain bintang, investasi sia-sia |
| Klub Wanita | Kehilangan banyak pemain, kualitas liga turun |
| Pemain Nasional | Larangan bermain internasional, konflik kontrak |
| Rugby League | Risiko pemain tergoda, larangan 10 tahun |
| Klub Inggris | Penyesuaian strategi, fokus pada pendapatan |
Kesimpulan
R360 menghadirkan konflik besar dalam dunia rugby. Sementara organisasi baru ini menjanjikan hiburan dan keuntungan, dampaknya bisa menghancurkan struktur klub, terutama di Inggris dan kompetisi wanita. Pemilik klub dan pemain kini menghadapi dilema: loyalitas atau gaji lebih tinggi.
Kejadian ini menunjukkan bahwa inovasi dalam olahraga harus mempertimbangkan kelangsungan klub, pemain, dan liga lama. Tanpa pendekatan hati-hati, ambisi besar bisa menjadi malapetaka bagi rugby global.